Hari Senin tanggal 10 Juli 2006 itu merupakan hari yang bahagia untuk keluarga kami. Disaksikan oleh Martua, Gertrud, saya (Sarmedi) dan semua peserta Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia ke 13 Manado, anak kami dr Regina Tatiana Purba, yang baru berumur 30 tahun dilantik menjadi SpOG (Spesialis Obstetri Ginekologi). Peristiwa yang telah kami nanti-nantikan sejak 1 tahun terakhir ini akhirnya terjadi di Hotel Ritzy di jantung kota Manado yang sedang menggeliat membangun ibukota Sulawesi Utara ini menjadi kota metropolitan di dekat perbatasan Filipina itu.
Saya, Bapaknya Tati, yang sudah berusia hampir 67 tahun ikut juga Kongres Obstetri Ginekologi ke 13 di Manado itu, ikut Pra Kongres pada Workshop Laparaskopi di RSU Prof. Kandau Manado. Sungguh suatu pengalaman berharga melihat bagaimana teknokogi kedokteran lambat laun masuk dalam daftar kegiatan dokter-dokter di Indonesia. Memang perkembangan teknologi kedokteran di Indonesia, khususnya di Manado ini, nampaknya tersendat-sendat, karena kekurangseriusan pengambil kebijakan politik kesehatan di negeri ini. Misalnya belum ada sistem penjaminan pembiayaan pelayanan kesehatan, seperti yang sudah berulangkali saya usulkan dalam beberapa tulisan di surat kabar dan diskusi interaktif di Jakarta dan Pematangsiantar. Terakhir tulisan saya tentang topik ini dimuat di Metro Siantar 16 Juli 2006, yang dikutip dari tulisan saya di website ini.
Memang orang Indonesia tidak serius dengan organizing apa saja, baik di pemerintahan, maupun untuk event yang penting seperti Kongres Manado ini. Lihat saja, mereka menelantarkan peserta Kongres dengan menampung peserta 10 orang dalam satu kamar. Tatiana dan suaminay Martua Tambunan harus pindah 3 kali dalam kurun waktu 1 minggu di Manado, pertama harus pindah ke Tomohon atas biaya sendiri, kemudian pindaah ke hotel yang disediakan panitia kongres di Manado dan pada hari terakhir harus menyewa hotel sendiri di pusat kota, walaupun sebenarnya mereka sudah memesan kamar itu jauh hari, mulai dari hari pertama sampai hari terakhir di Manado.
Sungguh indah Tanah Minahasa: kami menikmati taman laut di Pulau Bunaken, melihat pemandangan pegunungan Minahasa sampai ke Danau Tondano, pesiar ke pelabuhan samudera Bitung. Kesan saya, Minahasa memang lebih makmur dari daerah kami di Sumatera Utara, juga lebih bersih, jalannya tidak ada yang berlubang-lubang seperti yang sering iita jumpai di daerah kami di Medan dan sekitarnya.
Nampaknya Sulut juga lebih dapat menerima pembaruan sistem politik yang peluangnya terbuka sesudah reformasi 7 tahun lalu. Sulut sudah menjadi 2 provinsi (Sulut dan Gorontalo), dan provinsi induk Sulut ini sudah dimekarkan menjadi 9 kabupaten/kota dari sebelumnya hanya 5 kabupaten kota. Kota Manado diperluas dengan reklamsi pantainya sepanjang 5 kilometer, pada boulevard yang sedang giatnya dibangun banyak hotel, palaza dan ruko. Kalau pembangunan sarana bisnis ini selesai, Manado benar-benar dapat diandalkan sebagai kota internasional sebelah utara Indonesia.
SpOG yang masih segar baru dilantik berpose dengan suami dan orangtuanya
Monday, July 17, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment