Sunday, October 03, 2010

Pesan kepada Pak Hulman Sitorus, Walikota Terpilih Kota Siantar

Pertama saya sekali lagi mengucapkan selamat atas pelantikan Bapak menjadi walikota Siantar 24 September yang lalu.

Sebagai warga saya hanya boleh berharap dan berdoa, agar kota ini bertamabah maju, dalam pembangunan di segala bidang di bawah kepemimpinan Bapak Hulman Sitorus. Salah satu syaratnya adalah agar pemerintah kota ini tidak melakukan korupsi, seperti yang juga menjadi visi bapak waktu kampanye pemilu kepala daerah yang sudah berlalu.

Kalau diizinkan saya ingin menyampaikan uneg-uneg yang menurut saya berguna untuk kemajuan kota ini di masa depan. Harapan saya agar kota ini menjadi kota yang sehat yang memiliki prasarana sebagai kota modern dan dapat menjadi contoh untuk kota-kota lain.

Salah satu yang paling penting adalah pembenahan jalan yang aman dan sehat. Apakah mungkin bahwa semua jalan sesuai dengan yang diamanatkan UU Lalulintas bahwa selain untuk jalan mobil harus ada ruang untuk pejalan kaki. Jadi tiada jalan tanpa jalur pedestrian. Untuk yang sudah mempunyai lokasi pedestrian seperti Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka, harus ditertibkan agar tidak menjadi lokasi parkir sepeda motor atau mobil. Dan jangan pula menjadi lokasi pohon karena walaupun pohon penting untuk penghijauan, lebih penting manusia dulu diselamatkan dari ancaman lalu lintas kenderaan bermotor. Pohon dapat ditanam lebih banyak pada lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas seperti di Lapangan Merdeka, RSU Djasamen dan lokasi lain yang diperuntukkan untuk itu.

Sebagai kota yang memenuhi standard kota yang bersih dan sehat saya mengusulkan agar semua selokan dalam kota ini dibangun tertutup. Salah satu peradaban yang ditemukan pada zaman Romawi 3000 tahun yang lalu adalah pembangunan riol, yaitu saluran air limbah yang tertutup, tidak terbuka. Pemerintah kolonial Belanda saja sudah membangun jalan Sutomo dan Jalan Merdeka dengan selokan tertutup. Sekarang baru kita sadar, bahwa selokan yang terbuka ini adalah penyebab berbagai penyakit, khususnya demam berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang di air selokan yang tergenang. Selain itu, sampah tidak bisa dibuang ke paret yang tertutup sehingga pembersihannya lebih mudah melalui bak kontrol tertutup yang direncanakan cukup. Mungkin Siantar bisa meniru kota Kuala Tanjung, perumahan pegawai PT Inalum sebagai kota yang berstandar internasional. Di sana juga sudah ada Instalasi Pengolahan Air Limbah, yang dibutuhkan kota Siantar, kalau kota ini direncanakan menjadi daerah yang memberikan perhatian pada ekosistem yang baik.

Perhatian kita juga tertuju pada air minum yang dihasilkan oleh Perusahaan Daerah PAM (Perusahaan Air Minum). Saya kira tidaklah susah untuk meningkatkan standar kualitas air minum di kota ini menjadi benar-benar air minum yang boleh diminum tanpa menimbulkan penyakit, walaupun tidak dimasak (namanya saja air minum, bukan air mandi atau air cuci kain atau cuci mobil). Hal ini bukan hal yang mustahil, seperti ayng sudah dilakukan di kota Singapura, dan banyak kota-kota lainnya di dunia. Apalagi sumber air kita bukan dari sungai kotor, tetapi air gunung. Pada beberapa kota di dunia, air sungai pun dapat diproses sehingga air kran yang dihasilkan menjadi layak diminum.

Pak Hulman, banyak lagi yang harus dikerjakan di kota ini, yang saya kira Bapak sendiri lebih tahu dari saya. Mudah-mudahan cita-cita pembangunan yang Bapak janjikan tercapai. Saya kira semua rakyat Siantar akan menyetujui dan mendaoakan keberhasilan Bapak. Kalau Bapak memerintah dengan baik, rakyat Siantar akan memilih Bapak kembali pada Pemilu Kepala Daerah tahun 2015. Kalau Bapak ingkar janji, tentu saja kami akan berpaling dari Bapak. Sekali lagi Selamat Bekerja. Tuhan Memberkati.

Dr. Sarmedi Purba

Saturday, September 25, 2010

Operasi Plastik Vagina

Operasi Plastik Vagina
(penjelasan tambahan untuk detikHealth edisi 01/07/2010 18.15WIB dengan judul: Operasi Vagina dan Risiko yang Mengintainya
http://health.detik.com/read/2010/07/01/181541/1391282/763/operasi-vagina-dan-risiko-yang-mengintainya )

Operasi vagina (kolporafi, operasi plastik vagina) maksudnya untuk memperbaiki anatomi dan fungsi vagina sehingga sama dengan wanita yang belum melahirkan. Kebanyakan luka dan peregangan vagina tidak dapat dikembalikan pada situasi semula karena teknik operasi repair luka persalinan dan senam pasca persalinan yang kurang sempurna.

Akibatnya sering ada parut, luka yang tidak menyatu dan peregangan, sehingga vagina tidak menutup dengan sempurna seperti sediakala. Akibatnya kecenderungan infeksi (keputihan, vaginitis) dan ketidakmampuan wanita untuk merapatkan otot vagina waktu bersanggama bisa terjadi. Kalau keluhan itu ada, tentu ada indikasi medis untuk melakukan operasi.

Di RS Vita Insani, di mana saya bertugas, operasi ini membutuhkan waktu 30 menit, bius umum (karena alasan psikhis pasien) dan biayanya sekitar Rp4-7 juta, bisa pola day care.

Setiap operasi mengandung risiko, namun kalau operasi kecil (seperti pada operasi vagina) dan keadaan umum pasien baik, faktor risiko juga kecil, sama dengan operasi lainnya. Pendarahan dan infeksi adalah risiko umum setiap operasi, tapi persentasinya kecil, dibawah 1 % di RS kami.

Yang pasti tidak ada yang mati rasa atau syarafnya terpotong pada ratusan operasi yang kami lakukan. Ukuran vagina diukur sebelum operasi dan sampai sekarang belum ada keluhan aneh tersebut di atas saya jumpai, termasuk dari perawat kamar bedah kami yang sudah menjalani operasi plasitk vagina.

Mudah-mudahan penjelasan ini dapat menambah wawasan pembaca dari seorang profesional yang berpengalaman 40 tahun.

Thursday, September 23, 2010

Perlukah Indonesia membendung globalisasi pelayanan kesehatan?

Saya ingin menambahkan pendapat tentang globalisasi khususnya pada pelayanan kesehatan.

Secara umum satu negara menyetujui globalisasi dengan tujuan agar kualitas produk domestik diuji kecanggihannya dengan produk internasional.

Pengalaman negara yang menutup diri terhadap globalisasi (misalnya negara komunis dulu) ternyata mengalami kemunduran pada kualitas prodduknya, karena tidak ada saingan, tidak ada improvement. Akhirnya ketinggalan dalam teknologi dan pada gilirannya bangkrut karena tidak efisien.

Khusus pada dunia kedokteran, RI sudah memutuskan go international, dengan maksud agar dokter kita dimampukan bersaing dengan dokter asing. Sekarang persaingan baru sebatas bahwa pasiennya boleh memilih berobat ke luar atau dalam negeri. Pada gilirannya dokter asing juga masuk ke Indonesia. Sekarang kabarnya sudah ada di Jakarta, gimana caranya tidak tahu.

Selama ini dokter Indonesia khususnya melalui IDI dan Depkes memasang administrative barrier dengan macam-macam peratuan dengan dalih melindungi pasien domestik. Ini sering juga dengan dalih bahwa kita juga diperlakukan dengan cara yang sama di seberang sana.

Kalau kita lihat kepentingan pasien Indonesia, apakah benar kita melindungi mereka? Atau hanya melindungi dokter Indonesia yang takut kehilangan income.

Kalau dibanding dengan ponsel, banyak keuntungan globalisasi dengan masuknya barang dari Cina. Harganya murah, pembantu saya semua mampu punya ponsel.

Nah, apakah pada pelayana kesehatan juga begitu, bahwa rakyat Indonesia lebih untung kalau dokter dari Penang itu boleh masuk ke Medan dan buka RS di sini. Demi rakyat, itu menguntungkkan Demi dokter tidak. Apakah dokter Indonesia pro rakyat atau hanya memikirkan fulusnya saja.

Jadi ini masalah moral dan etika dokter, how we treat our people, jadi masalah politik kesejahteraan rakyat.

Kalau demi rakyat, biarkanlah orang asing masuk, berikan juga kesempatan dokter asing melayani. Dokter Indonesia harus dipaksa mampu bersaing, dengan demikian kualitas dokter kita akan meningkat, setara atau lebih baik dari dokter asing.

Pada tahap tertentu sering politik proteksi dibutuhkan agar produk atau SDM dalam negeri terlindungi. Itu sudah kita lakukan selama 20 tahun. Pertanyaannya apakah sudah waktunya going international atau tetap self protection dengan konsekuensi kualitas pelkes kita terus menurun. Boleh saja pada satu waktu kita terbangun dan baru menyadari bahwa kita sudah tertinggal jauh dari teknologi kedokteran di Singapura atau Malaysia.

Sarmedi

Dr med Sarmedi Purba SpOG
http://sarmedipurba.blogspot.com

Friday, September 03, 2010

Lima Relawan PMI Diberangkatkan ke Karo



Rabu, 01 September 2010
SIANTAR-METRO; Sebanyak lima orang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Siantar-Simalungun diberangkatkan ke Tanah Karo untuk membantu warga di camp pengungsian. Mereka berangkat, Selasa (31/8) pukul 07.30 WIB dari halaman Kantor PMI di Jalan Sutomo Siantar.
Sesampainya sampai di sana, tim medis darurat yang mewakili Kota Siantar ini akan bergabung dan berkoordinasi dengan tim PMI dari pusat dan daerah yang sudah siap di daerah gunung Sinabung.
Relawan PMI Siantar ini berangkat dengan menggunakan satu unit mobil Ambulance gawat darurat dengan membawa berbagai obat-obatan yang dibutuhkan para pengungsi di camp-nya masing-masing. Di sana, relawan akan memasuki semua posko pengungsi yang ada untuk memberikan pengobatan bagi warga yang sakit dan butuh bantuan.
Kelima relawan tersebut, M Zakaria selaku Ketua Tim, Kristina Melada Purba yang merupakan tenaga Medik, Rudi A Siringoringo (Tenaga Medik), Ritna Rafika Yanti kru ambulance dan Lili Sitepu selaku relawan Ambulance.
Para relawan akan menetap selama seminggu. Setelah itu, mereka kembali ke Siantar dan akan digantikan tim kedua yang akan mengenban misi kemanusiaan selama seminggu. Sesuai surat tugas yang di berikan Ketua PMI Siantar-Simalungun, Dr Sarmedi Purba, pelaksanaan misi kemanusiaan membantu pengungsi Sinabung hanya selama 14 hari. Jika diperlukan lagi, termasuk pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi kawasan bencana gunung berapi nantinya, tim relawan PMI dengan senang hati melaksanakannya.
"Yang kita berangkatkan ada lima relawan. Masing-masing mereka punya tugas, baik sebagai tenaga medik ataupun kru ambulance. Surat tugasnya sudah diberikan dan mereka akan melaksanakan program mobil klinik di sana. Artinya, setelah berkoordinasi dan bergabung dengan tim pusat dan daerah, maka tugas akan dibagi untuk memberikan pertolongan kesehatan terhadap pengungsi Sinabung dengan cara keliling ke seluruh daerah bencana di beberapa kecamatan," kata Dr Sarmedi Purba.
Ditambahkannya, pemberangkatan relawan ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Siantar terhadap saudaranya yang sedang mengalami bencana di sekitar kawasan Gunung Sinabung.
Bagi masyarakat lain yang merasa peduli, juga bisa memberikan bantuan berbentuk makanan instan, obat-obatan dan dana berbentuk uang dan menitipkannya di kantor PMI, Jalan Sutomo Siantar. Di sana, masyarakat bisa menemui Marulam Simarmata, selaku Wakil Ketua PMI bidang penanggulangan bencana, atau petugas yang sedang piket. "Bagi masyarakat Siantar-Simalungun yang ingin memberikan bantuan juga bisa menitipkannya di Kantor PMI Siantar Simalungun," tambah Sarmedi. (mag-16)
http://metrosiantar.com/METRO_SIANTAR/Lima_Relawan_PMI_Diberangkatkan_ke_Karo

Thursday, June 10, 2010

Pesan kepada Pak Hulman Sitorus, Walikota Terpilih Kota Siantar

Pertama saya mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak menjadi walikota Siantar. Terbukti lebih dari 30% pemilih telah menentukan siapa yang menajadi kepala daerah di kota sejuk yang berpenduduk 250.000 ini dan menurut konstitusi, Bapak berhak memimpin pemerintahan di kota ini selama 5 tahun, 2010 sampai 2015.

Sebagai warga saya hanya boleh berharap dan berdoa, agar kota ini bertamabah maju, dalam pembangunan di segala bidang di bawah kepemimpinan Bapak Hulman Sitorus. Salah satu syaratnya adalah agar pemerintah kota ini tidak melakukan korupsi, seperti yang juga menjadi visi bapak waktu kampanye pemilu kepala daerah yang sudah berlalu.

Kalau diizinkan saya ingin menyampaikan uneg-uneg yang menurut saya berguna untuk kemajuan kota ini di masa depan. Harapan saya agar kota ini menjadi kota yang sehat yang memiliki prasarana sebagai kota modern dan dapat menjadi contoh untuk kota-kota lain.

Salah satu yang paling penting adalah pembenahan jalan yang aman dan sehat. Apakah mungkin bahwa semua jalan sesuai dengan yang diamanatkan UU Lalulintas bahwa selain untuk jalan mobil harus ada ruang untuk pejalan kaki. Jadi tiada jalan tanpa jalur pedestrian. Untuk yang sudah mempunyai lokasi pedestrian seperti Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka, harus ditertibkan agar tidak menjadi lokasi parkir sepeda motor atau mobil. Dan jangan pula menjadi lokasi pohon karena walaupun pohon penting untuk penghijauan, lebih penting manusia dulu diselamatkan dari ancaman lalu lintas kenderaan bermotor. Pohon dapat ditanam lebih banyak pada lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas seperti di Lapangan Merdeka, RSU Djasamen dan lokasi lain yang diperuntukkan untuk itu.

Sebagai kota yang memenuhi standard kota yang bersih dan sehat saya mengusulkan agar semua selokan dalam kota ini dibangun tertutup. Salah satu peradaban yang ditemukan pada zaman Romawi 3000 tahun yang lalu adalah pembangunan riol, yaitu saluran air limbah yang tertutup, tidak terbuka. Pemerintah kolonial Belanda saja sudah membangun jalan Sutomo dan Jalan Merdeka dengan selokan tertutup. Sekarang baru kita sadar, bahwa selokan yang terbuka ini adalah penyebab berbagai penyakit, khususnya demam berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berkembang di air selokan yang tergenang. Selain itu, sampah tidak bisa dibuang ke paret yang tertutup sehingga pembersihannya lebih mudah melalui bak kontrol tertutup yang direncanakan cukup. Mungkin Siantar bisa meniru kota Kuala Tanjung, perumahan pegawai PT Inalum sebagai kota yang berstandar internasional. Di sana juga sudah ada Instalasi Pengolahan Air Limbah, yang dibutuhkan kota Siantar, kalau kota ini direncanakan menjadi daerah yang memberikan perhatian pada ekosistem yang baik.

Perhatian kita juga tertuju pada air minum yang dihasilkan oleh Perusahaan Daerah PAM (Perusahaan Air Minum). Saya kira tidaklah susah untuk meningkatkan standar kualitas air minum di kota ini menjadi benar-benar air minum yang boleh diminum tanpa menimbulkan penyakit, walaupun tidak dimasak (namanya saja air minum, bukan air mandi atau air cuci kain atau cuci mobil). Hal ini bukan hal yang mustahil, seperti ayng sudah dilakukan di kota Singapura, dan banyak kota-kota lainnya di dunia. Apalagi sumber air kita bukan dari sungai kotor, tetapi air gunung. Pada beberapa kota di dunia, air sungai pun dapat diproses sehingga air kran yang dihasilkan menjadi layak diminum.

Pak Hulman, banyak lagi yang harus dikerjakan di kota ini, yang saya kira Bapak sendiri lebih tahu dari saya. Mudah-mudahan cita-cita pembangunan yang Bapak janjikan tercapai. Saya kira semua rakyat Siantar akan menyetujui dan mendaoakan keberhasilan Bapak. Kalau Bapak memerintah dengan baik, rakyat Siantar akan memilih Bapak kembali pada Pemilu Kepala Daerah tahun 2015. Kalau Bapak ingkar janji, tentu saja kami akan berpaling dari Bapak. Sekali lagi Selamat Bekerja. Tuhan Memberkati.

Dr. Sarmedi Purba
Kamis, 10 Juni 2010

Sunday, February 28, 2010

JK DAN SP


Comment: masing-masing menerawang dengan pikiran sendiri-sendiri, no communications


Perbincangan serius untuk keakanan PMI di Sumut. Antara JK dan SP: Drs Kasim Siyo, Ketua PMI Daerah Sumut, sisi kiri: Parlindungan Purba SH, anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Sumut

CINTA BERSEMI DI PESTA DANSA




Errata: halaman 58 baris 17 dari bawah: Sarmedi kelahiran 13 Agustus 1939 (bukan 1938)

Halaman 59 baris 1 kiri: 1975 bukan 1974

Halaman 59 baris 14 kiri dari bawah: Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) – bukan GKPI

Halaman 59 baris 9 kanan: Nur ruhig, alles wird gut.

Halaman 59 baris 12 kanan dari bawah: 5 orang cucu (bukan 4)