Tuesday, October 30, 2007

Metro Siantar: Ketua DPRD Oke Pemekaran

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Eksekutif – DPRD Duduk Bersama dengan Panitia Pemekaran Simalungun
Berita Utama Add comments
Simalungun (SIB) 31 Oktober 2007
Bupati Simalungun Drs HT Zulkarnain Damanik MM menawarkan Rp 5 miliar menuntaskan pemekaran Kabupaten Simalungun menjadi 2 kabupaten yakni Kabupaten Simalungun (induk) dan Kabupaten Simalungun Hataran (pemekaran) sekaligus bersedia memberikan subsidi selama 5 tahun.
Hal itu disampaikan pada pertemuan antara eksekutif, legislatif, tokoh masyarakat dan panitia pemekaran Simalungun di ruang Harungguan kantor bupati, Selasa (30/10). “Pemekaran Simalungun bukan untuk kepentingan bupati maupun kepentingan DPRD tetapi demi kepentingan masyarakat,” katanya.
Mengingat tujuan pemekaran untuk mensejahterakan masyarakat, ia menyampaikan kesediaan menandatangani pernyataan memberikan subsidi kepada daerah pemekaran selama 5 tahun. Dan, untuk menuntaskan terwujudnya pemekaran ia menyebutkan pernah menawarkan dana Rp 5 miliar tetapi tawaran itu tidak mendapat respons dari berbagai komponen masyarakat untuk menyelesaikan persoalan dan mempertanggungjawabkan keuangan.
Dalam APBD Simalungun tahun berjalan, katanya telah dialokasikan anggaran Rp 700 juta tetapi yang terpakai hanya sekira Rp 300 juta, sisanya dikembalikan ke kas daerah. Minimnya pengeluaran anggaran itu dengan alasan pertimbangan atas azas manfaat dan pertanggungjawaban keuangan.
Ia mengakui, rencana pemekaran Kabupaten Simalungun merupakan aspirasi dan perjuangan membutuhkan dana, tenaga dan pemikiran. Secara pribadi dikatakan tetap mendukung rencana pemekaran dan bersedia mengusulkan anggaran ditampung di dalam APBD Simalungun untuk percepatan pemekaran Kabupaten Simalungun.
Namun, sebagai penyelenggara pemerintahan, katanya, hanya menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat sedangkan panitia pemekaran hendaknya berada pada posisi terdepan memperjuangkan aspirasi tersebut hingga dibahas DPR – RI. Sedangkan upaya melalui Departemen Dalam Negeri dikatakan terhambat dengan adanya revisi PP Nomor 129 Tahun 2000.
Sebagai bentuk persetujuan, ia mengatakan telah menyampaikan rekomendasi kepada Gubsu serta bersedia melengkapi beberapa kekurangan persyaratan seperti peta, potensi daerah Kabupaten Induk dan Pemekaran kepada Gubsu.
Menanggapi adanya anggapan Bupati dan Ketua DPRD Simalungun sebagai penghambat atau tidak setuju atas rencana pemekaran, Zulkarnain Damanik menyatakan tudingan itu tidak mengandung kebenaran. “ Saya sendiri pernah memberikan bantuan Rp 10 juta mendukung kelancaran aktivitas panitia memperjuangkan pemekaran,” katanya.
Kepada seluruh komponen masyarakat diimbau agar senantiasa menghindari peristiwa berdarah dalam memperjuangkan pemisahan daerah menjadi dua kabupaten.
Selanjutnya, Ketua DPRD Simalungun H Syahmidun Saragih SSos memaparkan berbagai upaya yang sudah dilaksanakan dewan baik fraksi maupun komisi DPRD Simalungun menindaklanjuti aspirasi masyarakat menginginkan pemekaran.
Dikatakannya, satu bulan lalu Komisi I DPRD Simalungun menemui Depdagri dan DPD/ DPR - RI guna meminta petunjuk langkah – langkah apa yang harus ditempuh menggolkan perjuangan pemekaran Kabupaten Simalungun.
Pertemuan dengan anggota DPD asal Sumut masing–masing Lundu Panjaitan dan Parlindungan Purba mengarahkan panitia agar melengkapi beberapa persyaratan yang dibutuhkan seperti peta daerah, dukungan dari DPRD, Bupati, DPRDSU dan Gubsu. Sedangkan keputusan DPRD Simalungun tentang revisi batas daerah pemekaran dengan kabupaten induk dikatakan segera akan dilaksanakan.
Sementara, Ketua Presedium Persiapan Pemekaran Kabupaten Simalungun Leo Jamaria bersama Ketua H Maknur Sinaga dan anggota dr Sarmedi Purba memaparkan awal munculnya aspirasi pemekaran Simalungun sejak tahun 1960–an. Pada kesempatan tersebut, Leo Jamaria menyebutkan panitia tetap komit dan bersedia menyediakan biaya perjuangan pemekaran. Ia menyampaikan salut atas pernyataan Bupati Simalungun Drs HT Zulkarnain Damanik dan Ketua DPRD Simalungun H Syahmidun Saragih.
Pada pertemuan itu turut hadir Asisten I Drs Oberlin Hutagaol, Drs Marim Purba, Sulaeman Sinaga, anggota Komisi I DPRD Simalungun di antaranya St Nason Damanik, Dr Tumpak P Manik, Tapa Siboro, Rajisten Sitorus dan H Iskandar Sinaga. (S4/d)
http://hariansib.com/2007/10/31/eksekutif-%e2%80%93-dprd-duduk-bersama-dengan-panitia-pemekaran-simalungun/

Wednesday, October 17, 2007

Dr Sarmedi Purba : Pembentukan PD Agromadear Pemkab Simalungun Penghamburan Uang Rakyat

Posted By Redaksi On 17 Oktober, 2007 @ 8:30 am In Marsipature Hutanabe | No Comments
Simalungun (SIB)
Pembentukan Perusahaan Daerah (PD) Agromadear oleh Pemkab Simalungun dinilai oleh tokoh masyarakat Simalungun Dr Sarmedi Purba merupakan penghambur hamburan uang rakyat, bahkan akan menjadi sumber korupsi di kalangan direksi dan oknum tertentu nantinya. Apa urgensinya dan kemampuan PD itu nantinya mengatur harga produksi pertanian di Simalungun. Kini kan sudah pasar global, katanya kepada SIB, Kamis (11/10) sore.

Seperti disebutkan Bupati Drs H Zulkarnain Damanik MM, PD Agromadear akan mengurusi pemasaran produk-produk pertanian dari Simalungun hingga ke ekspor-impor. Pembentukan perusahaan daerah yang baru ini, Bupati mengajukan anggaran Rp 4,9 miliar, namun DPRD Simalungun hanya menyetujui Rp 815 juta pada pos kebijkan pembiayaan pada P APBD 2007 dan Rp 65,885 juta untuk penyertaan modal pada Bank Sumut.

Pada pembahasan KUA dan PPAS sebelum ke pembahasan P APBD 2007, anggaran pembentukan PD Agromadear ini menjadi salah satu pembahasan yang sangat “alot” di kalangan panitia DPRD dan tim anggaran dari eksekutif, sebab pihak eksekutif dinilai kurang mampu menjelaskan visi dan misi serta prospek masa depan PD Agromadear ini. Seusai sidang, DPRD menyepakati KUA dan PPAS itu, atas pertanyaan SIB, Bupati Drs Zulkarnain Damanik menyatakan tidak kecewa atas anggaran yang hanya Rp 815 juta itu dan kepada jajaran direksi PD Agromadear pun diberi waktu hingga Mei 2008 untuk membuktikan kemampuan dan manfaat PD itu, jika tidak bermanfaat, tentu akan dievaluasi.

Tokoh masyarakat Dr Sarmedi Purba yang juga pendiri LSM bina Insani dan dewan pakar Partai Demokrat Simalungun menyebutkan, sebagian besar BUMN di tanah air dan BUMN seperti PDAM Tirtalihou menjadi masalah. Pemerintah saat ini mengambil jalan keluar menjadikan swastanisasi, namun aneh, justru Pemkab Simalungun membuat PD yang baru yang tidak jelas gunanya.

Disebutkan, PDAM Tirtalihou yang sekarang, jelas sumber airnya merupakan “anugerah dari Tuhan” dari berbagai mata air, pelanggannya jelas ada, tapi ternyata perusahaan itu tidak bisa memberikan kontribusi pendapatan untuk Pemkab bahkan menjadi beban anggaran Pemkab Simalungun serta pelayanannya yang sangat buruk. Maka dikhawatirkan, PD Agromadear akan sama nasibnya seperti PDAM Tirtalihou atau mungkin akan lebih parah, kata Sarmedi Purba melalui ponselnya yang saat ini sedang berada di Kamboja.

Kalau benar Bupati Drs H Zulkarnain Damanik mau mensejahterakan rakyat di Simalungun, salah satu cara yang paling masuk akal saat ini fasilitasi pembentukan panitia pemekaran Kabupaten Simalungun sehingga rakyat lebih dekat dengan pusat kekuasaan dan pasar yang bisa terjangkau. Bagaimana seorang Bupati di Siantar bisa melihat rakyatnya di Negeri Dolok, Perdagangan dan di beberapa Nagori (desa) yang jauh bertebar di 31 kecamatan. Kabupaten Simalungun sangat layak dimekarkan hingga 3 kabupaten, katanya. (S3/i)
________________________________________
Article printed from : http://hariansib.com
URL to article: http://hariansib.com/2007/10/17/dr-sarmedi-purba-pembentukan-pd-agromadear-pemkab-simalungun-penghamburan-uang-rakyat/

Monday, October 15, 2007

SALAM DARI SIEM REAP

Dear GUESTS,

Salam dari Siem Reap, Kamboja, dari candi Angkor Wat, peninggalan Hindu abad ke 11. Nampaknya Borobudur kita jauh lebih terawat dari candi orang Kmer ini, walaupun mereka klaim punya candi terbesar di dunia.

Siem Reap kota miskin 4 tahun yang lalu sekarang menggeliat jadi kota turis yang dikunjungi ribuan wisatawan dunia, punya hotel bintang 4 dan 5 yang semuanya baru. Dan mereka masih dalam pembangunan di seluruh pelosok kota. Cuma jalannya masih kopak kapik. Maklum pemerintah selalu terlambat selangkah dari swasta.

Melihat kota ini kita iri, kapan Parapat dan Samosir bisa dimasuki turis mancanegara dengan airport sendiri.

At least kami senang di sini. Tari-tariannya sama dengan tari Bali tau mungkin lebih mirip tari Jawa karena lebih lambat dari Bali, tapi gerakan tangannya persis seperti tari Simalungun. Ada juga mereka tunjukkan tari “manduda” alias tari tumbuk padi.

Salam untuk semua, besok kami lihat cucu di Koh Samui.


Sarmedi & Gertrud

10 Oktober 2007
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket