Masukan untuk
SEMINAR NASIONAL
PASCA SARJANA UNIVERSITAS SIMALUNGUN
3 Oktober 2009
Dari RS Vita Insani Jalan Merdeka 329 Pematangsiantar
www.vita-insani.co.id
Dengan dasar pemikiran bahwa hanya daerah dan lingkungan yang sehat dapat dikembangkan perekonomian, pendidikan dan kehidupan yang sehat, maka fokus usulan kami adalah memberikan jalan agar dasar kehidupan masyarakat harus sehat.
Dasar itu adalah kondisi sehat untuk rumah, lingkungan rumah, udara dan air di mana penduduk bermukim. Memang kesehatan itu bukan segalanya, namun tanpa kesehatan semuanya akan menjadi sia-sia.
Dengan melihat kondisi kota Siantar saat ini usulan yang perlu kiranya dipertimbangkan adalah sbb:
1. Semua selokan air diubah menjadi sistem tertutup (seperti yang sudah dikonsep sejak zaman Belanda di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka). Sebenarnya peradaban diawali dengan pembuatan sistem riolisasi (zaman Romawi 2000 tahun lalu). Sistem selokan terbuka seperti di Siantar mengundang banyak penaykit, khususnya yang aktual adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Pembangunan IPAL (instalasi pengolahan air limbah) kota Pematangsiantar. Seluruh air limbah disatukan dalam satu sistem, di mana air limbah dipool, diproses sehingga tidak beracun, tidak menyebarkan penyakit, artinya dibersihkan minimal 50% baru dibuang ke sungai. Untuk mendukungnya perlu pengolahan limbah padat yang dapat memproduksi pupuk buatan (sudah berjalan sebagian).
3. Pengumpulan dan transportasi sampah rumah tangga secara tertutup. Warga diwajibkan mengumpul sampah rumah tangga dalam keadaan tertutup, dalam kantongan atau tempat sampah tertutup rapat, diangkut dengan truk sampah tertutup dan dikumpulkan di tempat pembuangan akhir yang memenuhi syarat kesehatan.
4. Mewajibkan PAM memproduksi air minum yang benar-benar laik untuk diminum, bebas dari kuman dan zat kimia yang membahayakan kesehatan. Teknologi untuk itu sudah lama tersedia dan tidak susah diperoleh.
5. Semua jalan harus dibangun dengan perangkat lokasi pedestrian, sehingga pejalan kaki mempunyai jalur sendiri, tidak berebutan jalurdengan kenderaan. Pedestrian yang ada di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka harus dirapikan, dibebaskan dari parkiran kenderaan roda dua.
6. Pemindahan sebagian aktivitas Pasar Horas ke pasar yang baru di lokasi baru, dilaksanakan dengan sistematis dan memberikan nilai tambah untuk para pedagang, termasuk pedagang kaki lima.
7. Meniru sistem kota modern di negara yang lebh maju, Siantar diusulkan membuat jalan Sutomo dan Jalan Merdeka Atas menjadi daerah shopping area yang dibenahi secara modern, dengan memperhatikan kenyamanan, keamanan berbelanja. Untuk itu dibutuhkan lokasi parkir atau gedung perparkiran baru, jalan bypass yang mengelilinginya, kalau perlu sebagian dibawah tanah.
8. Terakhir adalah sistem asuransi kesehatan untuk seluruh warga Siantar. Ini sesuai dengan UU Kesehatan yang baru disahkan DPR RI 14 September lalu. Selain Jamkesmas, Jamsostek, Askes PNS dan Askes perusahaan swasta, bank dan PTPN, setiap warga diwajibkan menjadi anggota asuransi kesehatan. Untuk golongan kurang mampu, disubsidi melalui APBD secara bertahap, untuk yang mampu diwajibkan untuk bayar sendiri.
Sebagian upaya ini sebaiknya didukung dengan PERDA, sebagian dengan SK Walikota.
Pematangsiantar, 18 September 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Salam Hormat kami,
Horas Bapak Sarmedi, semoga kabar bapak sehat sehat, saya pernah bekerja di rumah sakit yang bapak pimpin, dan saya belum sempat mengucapkan terimaksih atas kepercayaan bapak menjadikan saya karyawan di rumah sakit, setidaknya sedikit banyak saya sudah dapat pengalaman di rumah sakit vita insani.
Terimakasih Bapak semoga Vita Insani tambah besar dan selalu melayani masyarakat kita simalungun...
Hormat Saya,
Kapten Sus Rudi Damanik, ST.
Markas Komando Operasi TNI Angkatan Udara II Makassar.
Setuju sekali dengan topik ini.. walaupun tentu sangat sulit untuk melakukan seluruhnya sekaligus.
Namun ada 1 hal yang kiranya menjadi perhatian saya yaitu mengenai saluran kota (urban underground utilities). Jika kita perhatikan jalanan dimana2 semua orang menggali, baik itu untuk memasang kabel, pipa, dll. Ini sungguh tidak baik.. seringkali jalanan/pedestrian menjadi rusak dan semakin rusak akibat pekerjaan yang berulang-ulang ini.
Alangkah baiknya jika Dewan Kota (atau apalah namanya, mungkin pemerintah kota) mulai memikirkan untuk mengadakan suatu fasilitas bwh tanah (Pipa/Duct/Ushape, you name it..)yg agak besar. Tempatkan di jalur2 utama kota. Nah setelah itu bikin perda yg menyatakan tidak boleh lagi melakukan galian2 di jalur utama kota.. setiap utilitas harus menyewa di fasilitas milik pemda/kot tadi. Tetapkan biayanya. Selain utilitas tadi dapat kiranya fasilitas ini dimanfaatkan sebagai pipa untuk limbah cair (waste water). Yang paling penting untuk ini adalah adanya suatu perencanaan yang sangat baik, jangan sekali2 berpikiran 5-10 thn kedepan... pikirkan 50thn, kalo perlu 100thn kedepan! Niscaya kota ini dapat maju meninggalkan kota2 yg lain.
Oya sekedar informasi, saat ini jaringan limbah terpusat (sewerage) dikota Indonesia baru terbatas Jakarta, Bandung, Yogya, Denpasar. Dari pengalaman saya (Denpasar) pembangunannya tidak terlampau sulit dan dapat dikerjakan bertahap. Asal ada kemauan (pemerintah), ada kesadaran(masyarakat), dan ada dana tentunya.. semua pasti bisa dilaksanakan.
Kota/masyarakat yang maju/modern adalah kota/masyarakat yang tertib-bersih-sehat. Saya percaya itu.
Terimakasih, Salam
Martahan Purba
Post a Comment