Monday, February 21, 2011

Program Turis Jerman Tinggal Lebih Lama Di Kawasan Danau Toba




Press release Yayasan Bina Insani Pematangsiantar

Selama 3 hari rombongan Masyarakat Indonesia Jerman (Deutsch Indonesische Gesellschaft-DIG Rhein Main, Ketua Rusdin Sumbayak, Eschborn, Frankfurt), yang terdiri dari Mr Thomas Heinle dan Marc Andre Bertelt, melakukan kunjungan ke Sumatera Utara untuk menjajaki kerja sama bidang pariwisata, yang selama ini dijalin dengan Yayasan Bina Insani pimpinan Dr Sarmedi Purba di Pematangsiantar.

Kunjungan dilakukan Rabu 16 Februari 2011 pada Konsul Honorer Republik Federasi Jerman, Dipl Ing Liliek Darmadi, di Hotel Danau Toba International, Medan, dengan Gubernur Sumatera Utara, diwakili oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, K. Dalimunthe, di Medan, dan pada 17 Februari 2011 dengan Kepala Kantor Imigrasi , Ario Pinangdito, di Desa Beringin, Kabupaten Simalungun dan Bupati Simalungun JR Saragih di Pematangraya.

Rombongan Jerman ditemani oleh Dr Sarmedi Purba dan Janri Damanik dari Yayasan Bina Insani, Mayjend purn. Haposan Silalahi, pemilik lahan yang akan di gunakan di Kecamatan Silimakuta Pantai Danau Toba, Toni Sianipar, pungusaha dari Jakarta (menantu Pak Haposan) diterima Konsul Jerman yang menyambut baik usaha ini. Liliek Darmadi mengatakan, semua perbedaan kultur dan pendidikan antara kedua bangsa harus dijembatani agar turis Jerman, khususnya yang sudah senior atau pensiun dapat merasa nyaman berkunjung di Sumut, apalagi dalam waktu lama di Danau Toba. mereka harus disediakan fasilitas agar mereka betah, misalnya kunjungan ke kota besar, fasilitas rumah sakit dan infrastruktur lainnya.

Kadis Budaya dan Pariwisata K Dalimunthe sangat gembira mendengar usul ini. Pemerintah Propsu juga merencanakan pembangunan prasarana pembenahan wisata Danau Toba untuk tahun 2011 dengan biaya dari pusat, misalnya pembangunan cable car di Parapat dan Ajibata, untuk rehab open stage di Parapat, pembenahan Pantai Kasih di Simalungun, Tourist Information Centre, membuat pagar jalur pedestrian, perbaikan lampu jalan, shelter, rambu dan petunjuk jalan, penertiban kios pinggir jalan di mana pedagang akan ditampung di tempat yang lebih baik.

Kepala Kantor Imigrasi Pematangsiantar menjelaskan kepada tamu dari Jerman tentang persyaratan turis untuk jangka waktu panjang. Mereka sebaiknya mengambil visa kunjungan bisnis untuk 2 bulan dari Konsulat Indonesia di Jerman yamg seterusnya diperpanjang untuk masa tinggal 7 bulan di Indonesia. Visa ini dapat diperpanjang beberapa kali dengan sponsor atau jaminan dari Yayasan Bina Insani.
Pada umumnya Kakan Imigrasi menyambut baik rencana ini karena tugas Kantor Imigrasi adalah juga memfasilitasi turis yang datang ke Indonesia untuk menggalakkan industri pariwisata di negeri ini.

Pada sore harinya rombongan DIG ini disambut oleh Bupati Simalungun JR Saragih di Kantor Bupati Pematangraya, yang sebelumnya telah mengetahui rencana mendatangkan turis jompo dari Jerman ini. Bupati menekankan agar lokasi tanah milik pak Haposan Silalahi ini dipetakan dalam tata ruang Kabupaten Simalungun sebagai daerah wisata. Nanti turis Jerman bisa terbang sampai Pematangraya dan dengan jalan darat selama 35 menit sampai di lokasi pemukiman baru dekat Simpang Bage, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

Pada kesempatan ini Haposan Silalahi menekankan pentingnya membuka daerah wisata baru di kawasan Danau Toba. Pencitraan Danau Toba hanya Parapat dan Tuktuk saja, harus diubah, diperluas ke bagian utara dan barat Danau Toba. Untuk itu perlu dibuka objek wisata di daerah Purba dan Silimakuta, termasuk di Kabupaten Karo. Beliau bersedia memberikan tanahnya seluas 150 ha untuk dikelola menjadi perkampungan turis yang baru, khususnya para pensiunan dan experts dari Jerman, di mana nanti dilakukan bisnis, pendidikan dan apa saja yang mungkin dengan prinsip win win antara penduduk setempat dan turis Jerman. Dan mereka yang datang itu akan meninggalkan harta kekayaan yang ada untuk dikelola mitra Indonesia.

Dr Sarmedi Purba, didampingi stafnya Janri Damanik memgemukakan, bahwa tujuan Bina Insani adalah memberikan kesempatan kepada penduduk pedesaan untuk bermitra dengan turis Jerman dalam rangka peningkatan pendapatan dan pengetahuan mereka. Yayasan yang dipimpinnya telah berkarya selama 29 tahun di daerah ini dan telah membangun 60 proyek air minum di pedesaan, melakukan penyuluhan pertanian, koperasi dan meningkatkan peranan perempuan dalam ekonomi rumah tangga. Tujuan utama Yayasan Pengembangan Sumberdaya Manusiawi BINA INSANI adalah meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan. Pada sejarahnya Yayasan ini dipimpin oleh Yohanna Pattiasina alm, kemudian Agus Marpaung. Setelah proyek pembangunan pedesaan dari EED Jerman berakhir 1998, proyek turis Jerman ini merupakan proyek baru yang menjanjikan untuk Yayasan ini.

Thomas Heinle yang merupakan think tank proyek ini sangat berterima kasih atas sambutan masyarakat Sumatera Utara, khususnya instansi pemerintah di daerah ini. Beliau menilai kawasan Danau Toba sangat cocok untuk kebutuhan orang Jerman untuk tinggal lebih lama dari biasanya. Daerah ini hawanya hangat, tapi orang tidak perlu kepanasan seperti di gurun pasir. Juga sejarah Jerman sudah ada di daerah ini, yaitu kedatangan Missionar Nommensen 150 tahun lalu, yang tahun ini dirayakan. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyegarkan kembali hubungan Indonesia Jerman, khususnya daerah Batak ini. Kami juga membentuk wadah baru di Jerman sebagai pengelola dan promosi turis dari Jerman yang namanya CITACS. Kami akan mulai mempromosikan proyek ini pada pameran turis Berlin (ITB - Internatinal Tourism Berlin) bulan Maret ini. dan mudah-mudahan bulan Maret yang akan datang rombongan turis Jerman yang pertama sudah hadir di Parapat dan Tuktuk Samosir, yang
sementara tinggal di hotel rekanan.

Herr Thomas Heinle menyempatkan diri juga berkunjung ke Politeknik Informatika DEL di Sitoluama, Laguboti, Kabupaten Tobasa. Pada kesempatan ini nampaknya terbuka kesempatan untuk kerjasama tukar menukar mahasiswa dan dosen antara institusi pendidikan Jerman dengan DEL, kata Heinle mengakhiri wawancaranya.

Bahan bacaan
Www.citacs.org
Www.binainsani.org
Www.lebensunternehmer.org

1 comment:

POSMA PURBA said...

horas!
nampaknya, pelaku dunia wisata di sekitar Danau Toba harus belajar tentang hospitality dari orang-orang di Jogjakarta dan Bantul.