Saturday, January 21, 2006

Bantuan Untuk Anak-anak Nias Korban Tsunami

Untuk tahun kedua anak-anak korban tsunami dari Nias yang ditampung di Asrama Anak Korban Tsunami Nias di Jalan Baja Membara No. 2 masih terus mengalir dari Jerman. Demkian diterangkan oleh Ketua Yayasan Bina Insani, Dr. Sarmedi Purba, SpOG, kepada wartawan 13 Januari 2006 yl.

Sarmedi yang baru-baru ini baru pulang cuti di Jerman mengatakan bahwa pada 3 pertemuan dengan masyarkat Jerman, Bina Insani yang menampung anak-anak Nias tersebut sejak 11 Mei 2005 yl, berhasil membina hubungan baik dengan kelompok-kelompok penyumbang di sana sehingga biaya untuk tahun kedua tahun 2006/2007 sudah tersedia. Pada 3 pertemuan itu telah direncanakan pemberian sumbangan untuk tahun kedua sebesar Eur 12.000 dari Desa Wurmberg. Dari jumlah tersebut telah terkumpul Eur 8.200 dan akan dikirimkan ke Indonesia kalau teknis administrasinya telah dapat diatasi dengan baik. Kelompok Kerja “Wurmberg Hilft Niaskindern” yang dipimpin oleh Herr Worfgang Amann yang sudah pernah berkunjung ke Pematangsiantar dan Pulau Nias ini masih akan mengadakan bazar, pertunjukan konser untuk kegiatan amal menolong korban tsunami Nias, sehingga dana yang ditargetkan dapat dicapai. Pada pertunjukan konser dari St. Petersburg (Rusia) pada 18 Desember yl., keluarga Sarmedi Purba telah menyampaikan permintaan untuk bantuan tersebut di Wurmberg.

Pertemuan kedua telah dilakukan dengan Rusdin Sumbayak, Ketua Masyarakat Indonesia Jerman (Deutsch Indonesische Geselschaft-DIG) Eschborn dan Gereja Evangelis Eschborn pimpinan Pendeta Reinhold Ihrig, dan kedua badan ini telah menyumbangkan dana sebesar Eur 5.139,17 yang diserahkan di Kantor gereja Eschborn pada 3 Januari 2006 yl. oleh kedua organisasi tersebut kepada Dr. Sarmedi dan Ibu Gertrud Purba.

Pada pertemuan ketiga di Gelnhausen dekat kota Frankfurt/M diadakan pertemuan dengan anggota Lions Club Gelnhauuen di mana Dr. Sarmedi dan ibu Gertrud memberikan penjelasan tentang keadaan anak-anak korban tsunami dari Nias di Asrama Anak di Pematangsiantar. Pada kesempatan itu hadir Pendeta Schulz sebagai Ketua Lions Club Bad Vilbel, yang baru-baru ini menyumbangakan Eur 3.000,00 kepada anak Nias di Pematangsiantar. Seperti diketahui Lions Club Gelnhausen adalah sponsor utama bantuan untuk anak-anak Nias ini untuk 1 tahun pertama sebesar Eur 35.000 tahun yang lalu. Kelompok kerja untuk bantuan Nias ini dipimpin oleh Prof. Dr. Wolfgang Koenig, Dekan Fak. Ilmu Ekonomi Universitas Frankfurt.

Menurut Dr. Sarmedi Bina Insani merasa terpanggil menampung anak Nias di Pematangsiantar, yaitu korban Tsunami pada Natal 2004. Karena itu dengan hubungan baik dengan kawan-kawan yang ada di Jerman diupayakan untuk menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan di daerah ini. Bantuan ini memang termasuk proyek kecil kalau dibandingkan dengan bantuan yang diupayakan untuk korban tsunami di Aceh dan Nias. Namun ada kelompok kecil di Jerman yang ingin melihat langsung ke mana dan kepada siapa mereka telah menyumbangkan uangnya dan apakah betul-betul diterima korban. Karena itu mereka telah beberapa kali mengadakan kunjungan ke asrama anak-anak itu dan mengadakan dialog dengan anak-anak dari Nias tsb.

Pada kesempatan mampir dalam perjalanan wisata rombongan Dr. Kreikemeier dari Kiel misalnya, telah diberikan juga sumbangan Eur 500 untuk menambah sumbangan mereka sebagai Masyarakat Indonesia Jerman di Schleswig-Hostein yang telah dikirim sebelumnya sebesar Eur 1200.

Dari masyarakt Nias di Sumut dan khususnya di Pematangsiantar masuk juga bantuan untuk korban tsunami yang ditampung di kota Siantar, misalnya dari Pdt. Drs. T. Laia, STh tahun yl menyumbangakan uang tunai Rp 10 juta dan banyak sumbangan dari keluarga di Siantar, kata Sarmedi yang telah memimpin Yayasan Bina Insani sejak 1982. Ada yang menyumbangakan uang, beras, Indomie, pakaian dan malah alkitab. Yayasan yang berkantor di Jalan Sangnaualuh 16 Pematangsiantar ini, menurut Sarmedi biasanya bergerak dalam pengembangan pedesaan, namun tugas yang satu ini agak istimewa karena datangnya tiba-tiba dan tanpa direncanakan jauh-jauh hari. Namanya saja bencana alam, kata Sarmedi yang juga dikenal sebagai ketua PMI Siantar Simalungun, dan yang pernah tinggal di Jerman selama 11 tahun dan pulang ke Indonesia 30 tahun yl.

Dalam kesempatan memberikan informasi kepada wartawan di RS Vita Insani, di mana dokter ini bekerja, Sarmedi menghimbau kepada masyarakat untuk turut menyumbang. Kita jangan mengharapkan bantuan dari luar negeri saja tetapi kita juga harus berpartisipasi. Mengunjungi anak-anak yang jauh dari orang tuanya saja sudah banyak menolong dan menghibur korban bencana ini, seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu dari HKBP pada perayaan natal asrama Nias pada 13 Desember yl. Malah mereka memberikan hadiah natal kepada penghuni asrama Nias tsb.

Kita berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin agar anak-anak itu dapat melanjutkan sekolahnya di SD, SMP dan SMU di kota ini, kata Sarmedi mengakhiri keterangannya.

Image hosting by Photobucket
Walikota Wurmberg dengan peserta malam dana Wurmberg Hilft Niaskindrn
Image hosting by Photobucket
Penyerahan uang dari DIG dan Evangelische Kirche Eschborn kepada Bina Insani
Image hosting by Photobucket
Prof. Wolfgang Koenig berfoto dengan Rusdin Sumbajak dan Ibu Ira dan Sarmedi Purba dan Ibu Gertrud

Friday, January 20, 2006

PMI Akan Menyediakan Ambulans 24 Jam




PMI Akan Menyediakan Ambulans 24 Jam

Untuk Korban Kecelakaan Lalin di Siantar Simalungun

PMI Cabang Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun akan menyediakan ambulans 24 jam tahun ini untuk kecelakaan lalu lintas di kedua daerah ini. Demikian hasil pertemuan Pengurus PMI dengan dengan Delegassi Pembangunan Organisasi Palang Merah Jerman, Patrick Bolte, di Sekretariat PMI Jalan Sutomo 248 Pematangsiantar hari Senin.

Menurut Ketua PMI Cabang Siantar Simalaungun, Dr. Sarmdi Purba SpOG, penyediaaan ambulans ini direncanakan pada 13 cabang PMI yang aktif di Sumut. Bulan Pebruari 2006 proposal akan disiapkan dan kemungkinan program pelatihan petugas akan mulai bulan April 2006. Nanti setiap kcelakaan dapat dilaporkan secepat mungkin ke PMI dan ambulans beserta petugas dikirim ke tempat kejadian dengan peralatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Kalau tenaga mengizinkan ambulans akan dilengkapi dengan tenaga dokter yang siap memberikan pertolongan pertama.

Untuk itu diperlukan kerja sama dengan rumah sakit dan Puskesmas agar korban kecelakaaan lalu lintas dan yang pasien yang membutuhkan pertolongan medis darurat dapat ditangani dengan segera pada instalasi pelayanan kesehatan terdekat. Masalah yang dihadapi di daerah ini sekarang, pertolongan selalu terlambat diberikan, kadang dalam hitungan jam atau puluhan jam. Sebaiknya response time, yaitu antara saat kejadiaan sampai dilakukan pertolongan pertama diperpendek di bawah 15 atau 30 menit dan pelayanan di tempat pelayanan medis yang sesuai, dilakukan dalam waktu yang singkat.

Menurut Mr. Patrick Bolte yang berpengalaman di Jerman sebagai petugas P3K diperlukan pelatihan orang-orang yang berada di lapangan, misalnya tukang beca, polisi, Satpam, dll. agar mampu melakukan pertolongan cepat dan tepat. Ini akan mengurangi angka kematian. Direncanakan dalam proyek ini agar pelatihan semacam ini dimasukkan dalam program, termasuk pelatihan untuk pelatih (training of trainers) sehingga pengetahuan dan SDM terbagi merata di semua kecamatan, termasuk di daerah rawan lainnya seperti di pabrik dan industri.

Selain Palang Merah (PM) Jerman, dalam proyek bantuan ambulans ini akan terlibat PM Hongkong, Australia dan Norwegia. Selain ambulans disediakan dana untuk pemeliharaan dan gaji petugas untuk 3 tahun pertama. Sesudahnya PMI dan Instansi stempat harus mengambil alih pengelolaannya. Menurut Dr. Sarmedi program ini sebaiknya didukung oleh sistem penjaminan pelayanan kesehatan, di mana pelayanan medis menjadi intinya. Jadi dengan bertambahnya asuransi kesehatan yang menjamin transport, semisal Jasa Raharja, maka lebih terjamin pembiayaan ambulans ini di kemudian hari.

Pada pertemuan tersebut Ketua PMI Dr. Sarmedi Purba menekankan bahwa cabang PMI di daerah ini akan dibagi 2 yaitu PMI Cabang P. Siantar dan PMI Cabang Simalungun. Pengurus PMI telah menjajaki pembentukan PMI Cabang Kab. Simalungun yang akan terbentuk dalam waktu dekat. Karena Kantor Bupati juga akan dipindahkan ke Pematangraya tahun ini, sesuai dengan rencana bupati, maka pembentukan cabang di kabupaten lebih mendesak. Dengan demikian derah ini menerima jatah ambulans untuk dua daerah, yaitu di kota Pematangsiantar dan kabupaten Simalungun, kata Sarmedi dengan nada optimis. Dalam pertemuan tersebut hadir Drs SH Ginting, Msi mewakili Ketua Pengurus Daerah PMI Sumut, Drs. Kasim Siyo, Petugas PMI Sumut dr. Elman Boy dan Mr. Jack, dan Pengurus PMI Siantar Simalungun Irwansyah Damanik (Sekretaris), dr. SD Hutauruk, dr. Petrus Jusuf (wakil ketua) dan Kepala Unit Transfusi Darah, dr. Abadi Sinaga, beserta semua Korps Sukarela (KSR) dan Satgana PMI Siantar Simalungun