Tuesday, December 26, 2006

Wah, Masih ada orang dipasung di Samosir - sejak 21 Tahun

Photobucket - Video and Image Hosting

Sungguh luar biasa. Walaupun kedokteran modern telah lama masuk Indonesia yang sudah 61 tahun merdeka, masih ada orang yang dipasung di negeri ini.

Ini cerita dari dr Regina Tatiana Purba, yang sedang bertugas dengan 3 orang temannya dokter spesialis di Samosir (dr. Hervita Diatri, SpKJ/Kes. Jiwa, dr. Ramzi, Sp An/Anestesi dan dr. Theresia Santi, SpA/Anak):

Dua puluh satu tahun dipasung, akhirnya bebas

Setelah 1 bulan 3 minggu kami di sini, dr. Hervita Diatri SpKJ ( Kedokteran Jiwa ) menyusul kami untuk bertugas di Samosir. Vita datang dengan membawa anaknya Hagai dan mbaknya Hagai, Rini. Vita yang orang jawa ( tapi nga gabe boru Sinaga ) adalah Nyonya Situmorang. Biasanya kalau orang di rumah sakit bertanya kepadanya dia boru apa, dengan halus dan berlogat jawa dia menjawab.. boru Sinaga… hehe.. orang-orang bingung.. boru Sinaga kok Jawanya kental banget…

Perkerjaan Vita di rumah sakit tidak dimulai dengan menunggu pasien datang. Setelah mendapat informasi bahwa tak jauh dari rumah sakit ada sebuah Panti yang dikelola oleh geraja Betel, dia langsung menjemput bola. Panti tersebut bernama Panti Sadar, mengelola 45 orang yang diduga memiliki gangguan jiwa. Karena keterbatasan dana mereka tidak menggunakan obat untuk pasien-pasiennya, tetapi menggunakan terapi doa. Setelah Vita datang dia mulai memeriksa satu persatu pasien-pasien tersebut dan mulai memberikan obat ( ada banyak obat gratis yang di bawa Vita dari Jakarta ). Selanjutnya Vita melaporkan Panti ini ke Dinas Kesehatan, dan orang-orang Dinas berjanji akan membantu penyediaan dana untuk mendukung Panti tersebut dan untuk pemberian obat selanjutnya.

Tiga hari yang lalu Vita mendapat informasi dari seorang dokter umum, yang tugasnya berkeliling dari desa ke desa untuk mengobati orang sakit, bahwa di sebuah desa di kecamatan Nainggolan ( 1 jam dari Pangururan ) ada seorang Bapak yang berusia 56 tahun yang telah dipasung kedua kakinya oleh keluarganya. Bapak tersebut diletakkan di dalam sebuah ruangan yang kelihatannya seperti kandang, seluruh aktivitasnya dari mulai makan hingga buang air dikerjakan di dalam tempat itu. Yang juga menyedihkan kedua tungkai bawah bapak ini sudah mengecil ( atrofi ) setelah 21 tahun tidak digunakan. Vita melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan, pemerintahan desa setempat hingga muspika. Keluarga pasien juga telah didekati oleh dokter umum tersebut dan mereka setuju untuk menyerahkan pasien untuk diobati.

Vita pun berangkat ke desa tersebut ditemani oleh orang-orang dinas kesehatan dan perawat. Sesampainya di sana mereka disambut oleh keluarga, masyarakat setempat, kepala desa dan muspika. Setelah melakukan pemeriksaan dan memberikan obat, tibalah saatnya untuk melepaskan pasung. Dengan menggunakan gergaji yang cukup besar pasung pun terlepas. Pak Sakiel yang telah dipasung selama 21 tahun langsung berteriak mengucapkan doanya keras-keras dalam bahasa Batak. Dia menundukkan kepala dan terus berdoa hingga cukup lama. Setelah itu pak Sakiel lalu dimandikan, sikat gigi dan cukuran serta dipakaikan baju yang bersih. Lalu beliau dibawa ke RSU dr. Hadrianus Sinaga di Pangururan. Sore hari, setelah beristirahat, pak Sakiel berusaha turun dari tempat tidur dan berjalan, tapi tidak bisa dan beliau terjatuh. Kaki yang sudah sekian lama tidak digunakan sudah tidak berfungsi lagi, sehingga bukan saja dia harus berobat karena kondisi kejiwaannya tapi juga harus mengatasi kelumpuhannya.

Kondisi ini memang sangat mengerikan, di zaman seperti sekarang ternyata masih ada orang yang dipasung karena penyakitnya. Padahal obat-obat canggih untuk penyakit jiwa sudah banyak ditemukan. Dan apakah tidak ada hukum yang melindungi orang-orang ini sehingga keluarganya merasa berhak untuk memasungnya selama 21 tahun? Dengan pengobatan yang benar seharusnya mereka tetap bisa berfungsi dan diterima ditengah-tengah masyarakat.

December 25, 2006


Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

No comments: